belajar ikhlas
“Mari pagi ini ikut saya, katanya kamu mau belajar
tentang ikhlas,” kata seorang guru kepada
muridnya.
“Sebentar pak, saya ambil buku dan pena untuk
menulisnya.” kata muridnya.
“Tak usah, bawa saja kotak kardus kosong.”
“Kotak kardus?” tanya muridnya, seperti tidak
percaya.
“ya, dua buah”.
“Mari kita ke pasar!”
Dalam perjalanan ke pasar mereka berdua melalui
jalan yang berbatu-batu.
“Pungut batu-batu yang besar dan masukkan ke
dalam kotak kardus yang kau bawa itu,” kata guru
itu memberi arahan.
Tanpa banyak tanya, muridnya memasukkan
batu-batu besar yang mereka temui di sepanjang
jalan.
“Cukup?”
“Belum, isi sampai penuh kotak-kotak kardus itu.
Lebih banyak lebih baik.”
sumber: www.google.com
Sampai di pasar, mereka berdua tidak membeli
apa pun. Gurunya hanya berjalan kesana dan
kemari, melihat-lihat dan kemudian berjalan ke
luar pasar.
“Pak, kita tidak beli apa-apa kah?”
“Tidak. Bukankah kotak kardus kita telah penuh?”
“Ya, ya…” kata murid itu sambil mengangkat kotak
kardus yang berat itu dengan kelelahan. Guru itu
juga membawa kota kardus yang lebih kecil,
tetapi juga berat.
“Banyak belanja ni,” tegur seorang kenalan apabila
melihat anak murid dan guru itu mengangkat
kotak kardus yang berisi penuh.
“Wah, tentu mereka berdua ini orang kaya.
Banyak sekali barang yang mereka beli,” bisik
orang yang berlalu apabila melihat guru dan anak
murid tersebut.
“Mungkin, mereka akan ada hajatan,” kata orang
yang lain.
Sampai di tempat tinggal mereka, murid tadi
meletakkan kotak kardus yang berisi batu-batu
tadi. Begitu juga sang guru.
“Oh, capek sekali… apa yang kita mau buat
dengan batu-batu ni pak?”
“Tak buat apa-apa.”
“Eh pak, kalau begitu letih sajalah kita ni,” balas
anak murid.
“Letih memang letih, tapi kamu sudah belajar
tentang ikhlas…”
“Bagaimana?” tanya anak murid itu keheranan.
“Kamu sudah belajar apa akibatnya jika tidak ikhlas
dalam beramal.”
“Dengan memikul batu-batu ini?”
“Ya. Batu-batu itu umpama amalan yang riyak.
Tidak ikhlas. Orang memujinya seperti orang-
orang di pasar tadi memuji banyaknya barang
yang kamu beli. Tapi, kamu sendiri tahu itu bukan
barang makanan atau keperluan tetapi hanya
batu-batu…”
“Amal yang tidak ikhlas umpama batu-batu ini?”
“Ya, hanya beratnya saja yang terpaksa
ditanggung. Dipuji orang, tetapi tidak ada nilainya
di sisi Allah. Yang kamu dapat, hanya letih,
capek…”
“Ya pak, sekarang saya sudah faham apa akibat
jika beramal tetapi tidak ikhlas!” ujar murid itu.
Sekarang dia sudah faham apa akibatnya RIYAK
dalam beramal.
Pelajaran:
Banyak manusia tertipu dalam beramal karena
mengharapkan pujian orang. Padahal kata pujian
orang-orang itu tidak akan memberi manfaat apa
pun kepadanya pada hari akhirat. Malahan,
mengharap pujian manusia hanya akan
menyebabkan diri tersiksa karena terpaksa hidup
dalam keadaan yang penuh dengan kepura-
puraan. Rugi benar orang yang tidak ikhlas,
tersiksa di dunia, tersiksa di akhirat. Nauzubillah.
Nah teman2 cukup sekian dulu cerita kita kali ini…
nampak sekali lebih mudah dikatakan daripada
dikerjakan (easy said than done) ? terima kasih
kepada yang membaca dan akan memberi
komentar atau menyampaikannya kepada teman2
lainnya… terima kasih yang telah menginspirasi
catatan kali ini.
hanya berjalan kesana dan
kemari, melihat-lihat dan kemudian berjalan ke
luar pasar.
“Pak, kita tidak beli apa-apa kah?”
“Tidak. Bukankah kotak kardus kita telah penuh?”
“Ya, ya…” kata murid itu sambil menga sisi Allah. Yang kamu dapat, hanya letih,
capek…”
“Ya pak, sekarang saya sudah faham apa akibat
jika beramal tetapi tidak ikhlas!” ujar murid itu.
Sekarang dia sudah faham apa akibatnya RIYAK
dalam beramal.
Pelajaran:
Banyak manusia tertipu dalam beramal karena
mengharapkan pujian orang. Padahal kata pujian
orang-orang itu tidak akan memberi manfaat apa
pun kepadanya pada hari akhirat. Malahan,
mengharap pujian manusia hanya akan
menyebabkan diri tersiksa karena terpaksa hidup
dalam keadaan yang penuh dengan kepura-
puraan. Rugi benar orang yang tidak ikhlas,
tersiksa di dunia, tersiksa di akhirat. Nauzubillah.
Nah teman2 cukup sekian dulu cerita kita kali ini…
nampak sekali lebih mudah dikatakan daripada
dikerjakan (easy said than done) ? terima kasih
kepada yang membaca dan akan memberi
komentar atau menyampaikannya kepada teman2
lainnya… terima kasih yang telah menginspirasi
catatan kali ini.
Langganan:
Postingan (Atom)